Sabtu, 05 Februari 2011

Selayar Butuh Industri Perikanan

POTENSI perikanan Kabupaten Selayar yang sangat besar dinilai perlu untuk dikelola lebih serius. Kabupaten yang merupakan daerah paling selatan Sulsel ini perlu memiliki industri pengolahan hasil laut agar nilai tambah produksi perikanan di sana bisa memberikan hasil yang maksimal.

Hal ini diungkapkan Komisaris Utama PT Media Fajar, HM Alwi Hamu saat menerima kunjungan Bupati Selayar, Syahrir Wahab saat berkunjung ke Kantor Fajar Group di Gedung Graha Lembang Sembilan, Jakarta, Jumat 9 Juli. Hadir menyambut Syahrir, Direktur Eksekutif Institut Lembang Sembilan, Moh Rapsel Ali.


Menurut Alwi Hamu, potensi Selayar sangat besar di bidang kelautan. Hanya sayang, potensi ini belum dikelola dengan baik karena belum ada industri perikanan di sana. Seandainya ada, bisa dipastikan produksi ikan di sana akan memberikan pemasukan yang besar bagi masyarakat dan pemerintah.

Tak hanya itu, Alwi Hamu juga mengungkapkan perlunya Selayar mengembalikan komoditi yang menjadi ciri khas daerah ini, seperti jeruk Selayar. Menurut Alwi, Selayar merupakan daerah yang sangat terkenal dengan jeruknya yang khas. Hanya sayang, dalam beberapa tahun terakhir, komoditas ini sulit ditemukan di pasaran.

"Makanya, perlu upaya untuk mengembalikan jeruk Selayar yang sudah mulai sulit didapatkan. Jika Selayar mampu mengembalikan komoditas ini dan memberikan jaminan produksi yang besar, pasar jeruk impor bisa diambil alih oleh jeruk Selayar," kata Alwi.

Dalam kesempatan ini, Syahrir memaparkan potensi perikanan yang dimiliki wilayahnya. Kekurangannya adalah belum adanya industri pengolahan. Oleh karena itu, pihaknya sedang berupaya untuk menarik investasi masuk ke Selayar.

"Khusus untuk budi daya ikan laut, kami sudah mengajukan permintaan bantuan ke pemerintah pusat melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan. Kami berencana membuat budi daya ikan laut dalam bentuk fiber yang membutuhkan anggaran berkisar Rp 17 miliar dan itu sudah kami ajukan ke kementerian terkait," jelas Syahrir.

Menurut Syahrir, ikan laut di Selayar sangat murah dan banyak. Contohnya saja, untuk jenis ikan tuna, harga per kilogram di Selayar dijual paling mahal Rp 20 ribu sedangkan di Makassar, harga ikan tersebut bisa mencapai Rp 65 ribu per kilogramnya. Dengan demikian, perlu ada proses lanjutan seperti pengolahan untuk meningkatkan nilai produksi mereka.

Di bidang pertanian, Syahrir mengaku memang tengah mengembangkan program pengembalian jeruk Selayar. Beberapa tahun lalu, mereka sudah menanam 200 ribu pohon jeruk Selayar. Diperkirakan, produksi jeruk ini sudah bisa dinikmati tahun ini dan paling lambat 2012 mendatang.

Kilang Minyak

Syahrir juga mengungkapkan adanya niat dari pemerintah Taiwan untuk berinvestasi di sektor perminyakan di Selayar. Rencananya, perusahaan milik negara Taiwan, Chinese Petroleum Corporation (CPC) akan merelokasi kilang minyaknya di Taiwan ke Selayar. Investasi ini diperkirakan akan memakan biaya Rp 26 triliun di lahan seluas 2.000 hektare.

Menurut Alwi Hamu, CPC memang sedang mencari lahan. Mereka tidak saja berupaya memindahkan industrinya ke luar negeri tapi juga sedang berupaya mengembangkan tanaman jarak pagar yang bisa diolah menjadi minyak disel. Di Sulsel, CPC rencananya akan dikembangkan seluas 3.000 hektare. (repro.fajar/die)

Sumber :
http://www.contrendindonesia.com/index.php?option=com_content&view=article&id=158:selayar-butuh-industri-perikanan&catid=24:berita-utama&Itemid=35
11 Juli 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar